Kritikan langsung menghujani Arema FC setelah terhenti di fase 16 besar Piala Indonesia usai ditahan 2-2 Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (22/2/2019).
Sebanyak 27.000 pemain Aremania yang menghadiri pertandingan segera mengungkapkan kekecewaan dan kritik mereka begitu wasit bersiul setelah peluit panjang.
Hasilnya mencegah Arema dari kualifikasi karena pada pertemuan pertama di Bandung, 1-1 berakhir. Dengan kata lain, Persib lebih produktif untuk mencetak gol di rumah.
"Maine tidak terlalu menakutkan," seru Aremania serentak di tribun. Kritik sering muncul dan membuat lagu-lagu khusus ketika Arema tidak menang di rumah.
Pemain Arema yang hendak memasuki ruang ganti juga berteriak oleh Aremania. Itu adalah bentuk kekecewaan mereka terhadap kinerja tim.
Kritik tidak berhenti di situ. Aremania memilih untuk tidak segera meninggalkan stadion Kanjuruhan. Mereka berkumpul di depan pintu utama untuk menunggu bus Arema.
Begitu bus tempat Hamka Hamzah dan teman-temannya naik, mereka segera mendekat dan menahannya selama beberapa menit. Aremania kembali menyanyikan kritik dengan menyebut permainan Arema kurang menakutkan. Setelah pasukan keamanan membersihkan jalan, kelompok Arema FC yang baru dapat meninggalkan stadion.
Tanggapan pemain gelandang Arema Hendro Siswanto mengomentari kritik Aremania. Tapi, dia mengklaim bahwa pemainnya telah berusaha memberikan kemenangan. Hanya Arema yang tidak diarsir oleh keberuntungan.
"Jika Anda melihat kritik Aremania, saya pikir itu selalu alami, karena mereka juga kecewa, serta pemain kecewa dengan hasil pertandingan," jelas pemain asal Tuban itu.
Namun kritik Aremania belum menghasilkan tembakan, sehingga pemain Arema masih bisa memahaminya. Ada beberapa musim, ketika pertandingan Arema tumbang, bus Singo Edan menjadi sasaran percikan air mineral, dll. Namun kemarin, mereka hanya memberikan kritik.
Artikel Sepakbola Indonesia